2012/12/08

Bukan Dengan Barang Fana

Ayat bacaan: 1 Petrus 1:18-19
========================
"Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."


seperti yang kau ingini, bukan barang fana, darah yang mahal"Seperti Yang Kau Ingini" adalah sebuah karya emas dari Jonathan Prawira yang secara luas kita kenal. Baru-baru ini lagu ini kembali mencuat lewat Nikita dengan tampil sebagai soundtrack dari sinetron "Catatan Harian Nayla". Bagi saya sejak lama lagu ini sungguh memberkati, karena berisi peringatan agar kita menyadari dan menghargai betapa segala dosa-dosa kita sudah ditebus oleh Kristus, sehingga selanjutnya kita harus meninggalkan cara-cara hidup kita yang lama dan memulai hidup sebagai ciptaan baru. Mari kita lihat terlebih dahulu lirik lagunya secara utuh.

Seperti Yang Kau Ingini

Bukan dengan barang fana
kau membayar dosaku
Dengan darah yg mahal
tiada noda dan celah

Bukan dengan emas perak
kau menebus diriku
Oleh segenap kasih
dan pengorbananmu

Ku telah mati dan tinggalkan
jalan hidupku yg lama
Semuanya sia-sisa
dan tak berarti lagi

Hidup ini kuletakkan
pada mesbahmu ya tuhan
Jadilah padaku seperti
yg kau ingini

Lagu ini terinspirasi dari surat Petrus yang berbunyi: "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Apa yang dilakukan Yesus sungguh merupakan anugerah yang luar biasa besarnya bagi masa depan kita sebagai manusia. Dengan taat Yesus menjalankan kehendak Bapa dengan sempurna, menebus kita semua dari dosa-dosa dengan nyawaNya sendiri, membayar lunas semuanya. Jika hari ini kita bisa menikmati indahnya hadirat Tuhan, bersekutu denganNya, jika kita hari ini tahu bahwa ada kehidupan kekal penuh sukacita menanti di depan, semua itu adalah berkat karya penebusan Kristus yang mahal. Dia menebus kita bukan dengan barang fana, bukan pula dengan perak, emas atau harta, tapi dengan darah Kristus yang tidak bernoda dan bercacat. Semua itu dilakukan karena Dia begitu mengasihi kita, Dia rela berkorban demi kita semua yang penuh dosa ini. 

Dalam renungan kemarin kita sudah melihat bagaimana Tuhan menganugerahkan kita dengan sebuah "metamorfosa" yang indah seperti larva menjadi kupu-kupu, dari manusia lama menjadi manusia baru, the whole new creation. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17)." Ini semua dimungkinkan lewat penebusan Kristus. Semua cara hidup lama, kebiasaan buruk kita, semua telah dimatikan, dan kita bisa memulai sebuah hidup baru yang terbebas dari belenggu-belenggu masa lalu. Alangkah keterlaluannya jika kita tidak bisa menghargai itu semua dan masih memilih untuk kembali kepada jalan hidup kita yang lama, yang dalam lagu Jonathan Prawira di atas digambarkan sebagai semua hidup yang sia-sia dan tidak berarti. Oleh karena itulah lagu "Seperti Yang Kau Ingini" sungguh berarti bagi saya, karena setiap mendengar lagu itu saya selalu merasa diingatkan betapa Tuhan mengasihi diri kita dan telah menebus kita dengan darahNya yang mahal, tiada cacat dan cela. 

Menyikapi itu hendaklah kita semua mengimani hidup sebagai manusia ciptaan baru yang tidak lagi tunduk pada perhambaan berbagai bentuk dosa. Jangan sampai karya penebusan Kristus yang agung menjadi sia-sia kepada diri kita. Ingatlah bahwa dengan menerima Kristus kita semua telah mati bagi dosa, tetapi kini kita hidup bagi Allah dalam Kristus. (Roma 6:11). "Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya." (ay 12). Inilah yang harus kita lakukan selanjutnya, menjaga agar jangan lagi dosa bisa berkuasa dalam tubuh fana kita ini. Lalu selanjutnya kita baca "Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran." (ay 13), sebab kini kita sudah hidup di bawah kasih karunia. (ay 14).

Ketika kita dulu dikuasai dengki dan iri hati, kini kita bersyukur bagi mereka. Ketika kita dulu hidup dengan kebiasaan-kebiasaan buruk, kini kita hidup kudus. Ketika kita dulu hidup penuh amarah dan kebencian, kini kita menikmati hidup yang penuh kasih terhadap sesama. Ketika kita dulu hanya mementingkan diri sendiri, kini kita peduli kepada sesama kita yang membutuhkan. Ketika kita dulu mengandalkan manusia, kini kita tahu bahwa mengandalkan Tuhan adalah segalanya. Inilah gambaran metamorfosa dari seekor larva yang geli dan menjijikkan menjadi seperti kupu-kupu yang indah, gemulai dan anggun. Tetaplah bersyukur bahwa apa yang telah dianugerahkan Tuhan itu sesungguhnya begitu indah. Bukan dengan barang fana, bukan dengan emas, perak, tapi dengan darahNya yang mahal, tiada noda dan cela, Dia telah menebus kita semua. Karenanya mari kita hidup baru, meninggalkan semua cara hidup dan kebiasaan buruk kita yang lama, dan marilah kita meletakkan diri kita di atas mesbah Tuhan sebagai persembahan yang kudus yang berkenan kepada Allah. (Roma 12:1).

Belajar Dari Masa Lalu

Ayat bacaan: Mazmur 77:12-13
=========================
"Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu."

belajar dari masa laluSelalu saja ada hal menarik yang bisa dipelajari dari masa lalu. Itulah yang mendorong saya untuk menyukai sejarah sejak kecil. Meski saya tidak mengambil jalur sejarah sebagai profesi, kesukaan saya terhadap sejarah dunia maupun musik tetap tinggi hingga kini. Melalui berbagai literatur yang tersedia diberbagai media, baik cetak maupun elektronik saya bisa menelusuri sejarah masa lalu. Sejarah bagi saya seolah menjadi jendela untuk melihat apa yang terjadi sebelumnya, baik kisah kesuksesan, kegagalan dan proses-prosesnya. Dari situ saya selalu bisa mengambil pelajaran berharga yang pastinya sangat berguna untuk kehidupan ke depan. Tidak saja dari sejarah orang lain, tapi pengalaman kita di masa lalu, baik dan buruk, tentu bisa kita jadikan pelajaran berharga untuk menatap masa depan. Dari kegagalan kita bisa belajar setidaknya kita tidak jatuh lagi ke lubang yang sama, setidaknya kita tahu harus bagaimana untuk lebih baik. Sedang dari kesuksesan kita bisa belajar tentang apa yang kita lakukan waktu itu hingga bisa berhasil.

Menghadapi hidup yang penuh kesulitan ini mau tidak mau kita harus banyak belajar dari para pendahulu kita atau hal-hal yang telah mereka alami, termasuk apa yang sudah pernah terjadi dalam hidup kita atau orang-orang terdekat kita. Kita memang harus selalu menatap ke depan dan meninggalkan pengalaman-pengalaman buruk di masa lalu yang potensial menjadi penghambat bagi kita untuk maju. Tapi di sisi lain sungguh penting pula untuk belajar dari apa yang telah terjadi di belakang. Ketika kita berada dalam kesesakan misalnya, dan merasa bahwa Tuhan seolah-olah seperti meninggalkan kita sendirian menghadapi semuanya, seperti yang telah kita lihat dalam renungan kemarin, kita bisa menoleh sejenak ke belakang untuk melihat bahwa ada begitu banyak kemuliaan Tuhan Dia nyatakan dalam berbagai kesempatan. Mukjizat-mukjizatNya yang ajaib, berkat-berkatNya, penyertaanNya yang begitu setia, kasihNya yang luar biasa, semua itu tercatat dengan jelas dalam Alkitab. Tidak saja berhenti sampai disitu, tapi sesungguhnya kuasa Tuhan masih pula berlangsung hingga hari ini. Begitu banyak perlindungan dan mukjizatNya masih terjadi sampai kini dan itu semua nyata adanya.

Pemazmur pun melihat pentingnya hal ini. "Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu." (Mazmur 77:1-13). Pemazmur mengambil waktu untuk mengenang kembali bagaimana keajaiban-keajaiban yang pernah di lakukan Tuhan sebelumnya, bagaimana Tuhan menyatakan kuasa dan kemuliaanNya turun atas manusia. Setelah merenungkan segala kebaikan Tuhan, pemazmur pun sampai pada kesimpulan: "Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?" (ay 14). Jika kita fokus hanya kepada penderitaan kita saja maka kita akan segera kehilangan sukacita, bahkan iman kita pun akan merosot drastis. Di saat seperti inilah sebaiknya kita kembali mengingat-ingat segala sesuatu yang telah Tuhan lakukan kepada begitu banyak orang di masa lalu. Jika dulu Tuhan bisa melakukannya, maka hari ini pun Tuhan bisa, karena Tuhan tidak pernah berubah, baik dahulu, sekarang maupun selamanya. (Ibrani 13:8)

Marilah kita mengacu pada seluruh isi Alkitab dan melihat bagaimana perbuatan-perbuatan Tuhan yang telah nyata tertulis di dalamnya. Paulus mengingatkan bahwa ada masa-masa dimana penderitaan akan menghampiri kita,bahkan aniaya pun bisa kita alami. Orang jahat akan semakin jahat dan saling menyesatkan. Menghadapi itu semua, hendaklah kita tidak menjadi kehilangan harapan dan patah semangat. Kita diingatkan untuk terus berpegang kepada kebenaran, dan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepada kita. (2 Timotius 3:14). "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus." (ay 15). Dan Paulus pun menekankan bahwa "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (ay 16). Dan dengan itulah kita bisa memperlengkapi diri kita untuk hidup tegar menghadapi kesulitan tanpa harus kehilangan iman kita. Pesan yang sama diberikan Paulus pula kepada jemaat Roma. "Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci."(Roma 15:4). Alkitab berisi begitu banyak hal yang dapat kita jadikan tuntunan bagaimana kita harus berlaku ketika kita menghadapi sesuatu. Kita bisa mendapatkan berbagai tips dan peringatan agar tetap hidup sesuai kehendak Tuhan, kita juga bisa mendapat penghiburan yang meneguhkan. Ada begitu banyak pergumulan di dalam Alkitab yang sampai hari ini sering pula kita alami. Para nabi dan tokoh-tokoh Alkitab telah menunjukkan bagaimana akhirnya Tuhan melepaskan mereka dan memberikan kemenangan. Ada pula tokoh-tokoh yang akhirnya gagal, dan kita pun bisa belajar dari kegagalan mereka. Semua itu bisa kita jadikan pelajaran berharga, menjadi bekal yang sempurna dan lengkap untuk menatap hidup ke depan. 

Janganlah terbenam pada penderitaan. Bangkitlah dan ingatlah bahwa ada banyak hal yang bisa kita dapatkan lewat pengalaman-pengalaman para tokoh di Alkitab bersama Tuhan di masa lalu. Pergulatan dan turun naiknya iman banyak tokoh jelas dituliskan dalam Alkitab dan kita bisa belajar dari itu semua. Termasuk apa yang pernah kita alami, atau mungkin orang tua kita, orang-orang terdekat atau kesaksian-kesaksian banyak orang yang mengalami mukjizat Tuhan di masa sekarang ini. Jika kita menyadari hal ini, kita pun akan tahu bahwa Tuhan mampu melakukan appaun itu, bahkan yang paling mustahil sekalipun bagi logika daya pikir manusia. Pada akhirnya kita akan bisa menyimpulkan hal yang sama dengan pemazmur ketika ia mengatakan "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.(Mazmur 46:1). Tidak akan pernah sia-sia untuk mengandalkan Tuhan. Ketika kita sedang mengalami pergumulan, mari kita ingat kembali bagaimana Tuhan melakukan mukjizat-mukjizatNya di waktu lampau, dan marilah bersyukur sebab Tuhan yang kita sembah saat ini adalah Tuhan yang sama, baik kuasaNya maupun kasihNya. 

Mahkota Kehidupan Dari Tuhan

Ayat bacaan: Wahyu 3:11
=====================
"Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu."

mahkota kehidupanMempertahankan adalah lebih sulit dari memperoleh. Itu hal yang akan menjadi kesimpulan bagi yang sudah memulai sesuatu. Saya mendapat nasihat penting seperti ini sekian waktu yang lalu dari Seorang Pendeta. Seiring perjalanan waktu saya semakin merasakan kebenaran nasihatnya. Memang untuk memulai sesuatu dan dibutuhkan kerja keras yang tidak sedikit. Tidak mudah untuk memulai, tapi kenyataannya ternyata lebih sulit lagi untuk mempertahankan. Ada banyak ujian dalam perjalanan, dan untuk bisa mempertahankan apa yang telah kita raih butuh semangat pantang menyerah, dan seringkali dibutuhkan usaha keras yang lebih lagi dari sebelumnya. Beberapa kali manajer tim sepakbola terkenal pun berkata demikian. Merebut mahkota juara (piala) tidaklah lebih mudah ketimbang mempertahankannya tahun depan. Untuk memulai saja memang sudah baik, daripada tidak memulai sama sekali, namun mempertahankan pun tidak kalah pentingnya agar mahkota itu tidak berpindah tangan.

Jemaat Filadelfia mendapatkan pesan penting serupa. Mereka dinasihatkan agar tetap hidup dalam ketaatan, jangan berubah, selalu berusaha serius untuk mempertahankan apa yang telah mereka peroleh agar mahkota kehidupan yang dijanjikan tetap berlaku bagi mereka. "Aku datang segera.Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu." (Wahyu 3:11). Ini pesan penting yang tentu berlaku juga bagi kita semua. Hari-hari yang kita hadapi sungguh sulit. Ada begitu banyak godaan sepanjang perjalanan hidup kita yang siap membuat kita keluar dari rel yang benar. Baik yang nyata-nyata maupun yang terselubung, godaan bisa timbul dari segala arah. Jika tidak hati-hati, setiap saat kita bisa terpeleset dan terjerumus jatuh ke dalam jebakan iblis. Akibatnya? Mahkota kehidupan pun akan lepas dari kita. Dalam Ibrani kita sudah diingatkan agar tetap dengan teliti melihat segala sesuatu agar jangan sampai hanyut terbawa arus. "Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus." (Ibrani 2:1). Ibrani 2:1-4 memberikan pesan bagi kita agar kita jeli melihat jalan kita ke depan. Sepanjang Alkitab kita melihat bagaimana firman-firman Tuhan disampaikan baik lewat perantaraan malaikat, para nabi dan langsung oleh Kristus sendiri. Bahkan Tuhan sendiri telah menguatkan kesaksian-kesaksian yang telah tertulis itu lewat berbagai tanda dan mukjizat. Dalam begitu banyak kesempatan Tuhan telah menyatakan kuasaNya, juga membagi-bagikan berbagai pemberian termasuk tentunya keselamatan kekal dari Roh Allah sesuai kehendak Tuhan sendiri. Karena itulah jika semua itu sudah diberikan kepada kita, dan menjadi peringatan bagi kita, "bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai" (ay 3). 

Menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi adalah sebuah langkah awal yang besar. Tapi kita tidak boleh berhenti hanya sampai disitu saja. Selanjutnya penting pula bagi kita untuk mempertahankan apa yang telah kita awali agar kita mampu melewati ujian, cobaan atau godaan yang akan senantiasa hadir di dalam hidup kita. Ada firman-firman Tuhan yang telah diberikan kepada kita untuk menguatkan kita dalam melalui perjalanan hidup kita. Semua itu jelas akan memperkuat kita agar tetap tegar dalam menghadapi ujian demi ujian yang akan terus datang. Lulus atau tidak, itu semua tergantung dari komitmen kita, karena Tuhan telah memberikan kekuatan lewat firman-firmanNya yang meneguhkan, bahkan telah menganugerahkan kita dengan Roh Kudus sebagai Penolong yang akan selalu menyertai kita untuk selama-lamanya (Yohanes 14:16), dan akan selalu siap membimbing kita dalam setiap langkah. Alangkah sayangnya jika apa yang telah kita mulai dengan baik akhirnya harus sia-sia akibat keteledoran kita sendiri. Oleh karena itu, tetaplah bertahan dalam berbagai ujian."Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (Yakobus 1:12). Hendaklah tetap bertekun dalam doa dan tetaplah isi diri kita dengan firman-firman Tuhan. Jangan keraskan hati ketika menerima suaraNya, agar kita senantiasa memiliki kekuatan yang cukup untuk mempertahankan keselamatan yang telah kita peroleh lewat menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Penulis Ibrani mengingatkan demikian: "Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." (Ibrani 3:7-11). Mari kita tetap serius dalam menjaga diri kita, agar jangan sampai murka Allah jatuh kepada kita dan mahkota kehidupan berlalu dari kita. "Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula." (ay 14).

2012/12/07

JANGAN RAGUKAN KUASA TUHAN

"Sebab Kristus adalah 'ya' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah." 2 Korintus 1:20